Penyesalan itu adalah akibat tersulit untuk dicerna dari perbuatan,
Ketika berbuat, hati bergema ingin mendulang semua pengakuan dosa dari yang tertuduh
Semua efek spesial keluar menasbihkan bahwa kebenaran adalah yang aku yakini
Dan yang kamu yakini adalah apa yang takkan sama sekali menjadi kebenaran untukku
Aku selalu mengalah untuk ego sementara ini
Karena aku kenal diriku sebaik-baiknya
Egoisme meledak sesaat, penyesalan tak terhingga datang menyerang kemudian
Itulah mengapa jalan yang kupilih lebih sering diam dalam sakit hati
Pedih memang, dan ia selalu kubiarkan berlalu
Meski kategori kepedihan itu takkan pernah berterima ketika menjerat orang lain
Namun, itulah jalan keseharianku, kupilih hingga aku dikenal begini
Meski hanya segelintir yang tahu, aku emosional
Kepribadian, adalah apa yang sedianya keluar ketika terdesak,
Tampilan luar adalah pemoles segala emosi negatif,
Dan kebenaran sejati adalah apa yang aku, Tuhan serta mereka yang menemaniku sejak 1992 tahu
Aku lemah, emosional, labil dan pemilik kekhawatiran tingkat tinggi
Kesakitan adalah yang sering hinggap dihati,
Sulit terlupakan karena aku memilih jalan untuk memendamnya sendiri,
Tak ingin menghakimi kesalahan dan mencari pembenaran atas diri sendiri,
Kembali lagi atas apa yang Tuhan sediakan yang aku pilih
Aku ingin lupa, lupa ingatan, lupa semuanya, dalam batasan
Karena aku tak pernah lepas dari yang aku pikirkan saat aku begitu mengkhawatirkanya
Namun, Tuhan yang punya semua kuasa, aku masih manusia, hamba-Nya
Hanya bisa bertahan disisi terkuatku dan dibawah lindungan-Nya
Kupentingkan orang lain untuk menjaga hatiku terbebas dari rasa yang ada nantinya,
meski kadang ternilai salah, sebagai suatu kelemahan,
Namun, setidaknya sisi baik dari keadaan itu,
selalu menonjolkan domain pelengkap dari sosok aku yang sebenarnya
Detik ini, emosi negatif membumbung, ingin meledakkan kepala,
dan lagi, aku tak tahu harus bagaimana menyalurkanya,
Diam, dalam keadaan yang tak ideal, tak senyaman biasanya
Menghancurkan lebih hancur dari hanya sekedar kepedihan fisik
Tuhan, andai aku bertahan dari rasa ini, bidikkan aku kembali seperti aku yang sebaik-baiknya
Tembakan kembali aku setepatnya disertai berkatmu
Karena aku sekarang lemah tanpa daya
JADIKAN AKU LEBIH KUAT DARI SEBELUMNYA.
Bapakdodo
Pontianak, 5 Desember 2013
Ketika tulisan adalah teriakan yang tak pernah mau kau dengar kini..............