Selamat sore,
Inilah aku, masih di kantor, menghadap laptop dan komputer, duduk diam di tengah hiruk pikuknya suasana lantai atas ini. Beginilah aku. Pendiam yang sebenarnya juga banyak bicara. Pengomong yang sebenarnya jauh lebih diam. Bukan apa-apa. dan memang bukan apa-apa. sudahlah. anda bingung? memang beginilah aliran tulisan ini. Tak jelas dan tak tentu arah.
Pertama mari mulai cerita dari ............
Setelah lulus, mungkin yang ada dikepala hanya honor honor dan honor. yahh.. mengamalkan ilmu sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. plus uang bulananan dan juga pemanasan menuju kerja yang sesungguhnya.
Tak ada yang spesial disini. beginilah aku dan anak-anak sma-ku. Ku katakan aku, karena aku bagian dari mereka dan mereka juga bagianku. beginilah cerita ini bermula ketika aku sudah menjadi pendidik disana.
Meski begini, selalu terbersit, dan tak pernah lepas dari doa dan niat, bahwa suata saat nanti, yaa suatu saat nanti, akan ku injakkan kaki ku di luar negeri, bukan sebagai pelancong, bukan sebagai turis atau wisatawan dan apapun namanya, namun sebagai awardee beasiswa. New Zeland. Suatu saat aku akan di atas tanahmu. Bukan tentang mencintai tanah airmu. bukan tentang melupakan Indonesia. Namun tentang impian membangun Tanah Airku Indonesia Raya.
hanya 1 bulan lebih disana, tak sampai dua bulan, dan karena itu, aku akhirnya malu untuk mengambil hak ku yang kurang dari setengah bulan tersebut. Ku ikhlaskan.
Perjalanan berlanjut ketika masa tes demi tes kulalui dengan tak melihat lagi kawan kawan yang juga jadi sainganku disana, hingga tersisa 3 orang. dan kami berubah menjadi status, menjadi seorang pekerja, karyawan, buruh, atau apalah itu namanya.
bekerja disini adalah juga salah satu mimpi yang pernah kutulis disini. di otak. di hati. aku masuk dari nol. belajar semuanya dari awal. aku lahir kembali. dan belajar menulis lagi. semuanya baru. begitu baru.
aku menyukai ini. karena aku suka tantangan. aku menantang diri sendiri untuk bertahan disini. meski aku juga mencoba apa yang sebenarnya aku ingin untuk gapai. yak, aku kembali memasuki tahapan seleksi dimana menempatkan ku sebagai orang yang berbicara semuanya, apa adanya di depan kelas.
begitulah.
aku mencoba semua kemungkinan, dan semua kemungkinan yang mungkin untuk aku capai. beginilah. begitulah. tulisan tak jelas ini. coba menerangkan. pola pikirkan yang sebenarnya tak jelas. ahh pokoknya beginilah. aku dan pikiranku. sama. mempunyai dimensi penjelasan yang memang kadang banyak orang tak mengerti.
Terima kasih meluangkan waktu membaca segenap tulisan abstrak ini.