Segores Ingatan Peristiwa 19 Juni 2014
19
Juni 2014, akhirnya apa yang harusnya diselesaikan secepat mungkin, selesai.
Bingung harus mengekspresikan apa, aku senang, namun aku juga tak harus
kelihatan jumawa meski tersemat penghargaan sebagai bonus, masih ada sahabat
karib yang belum sampai di titik ini. Aku senang namun cukup di hati, dan orang
lain pasti mengerti kalau yang sudah memindahkan kuncir toganya ke kanan adalah
mereka yang otomatis senang luar biasa.
Perjalanan
panjang empat tahun ternyata menyisakan cukup keheranan, “ternyata ia
benar-benar cepat berlalu”. Ternyata keringat dan kantung mata adalah hal-hal
kecil yang dulunya besar yang membantu proses ini. Kurang tidur serta kurang
darah merupakan pembelajaran berharga dalam hidup, jangan pernah menunda. Meski
pada dasarnya aku adalah seorang penunda ulung yang kadang gagal paham akan
kondisi yang penting.
Banyak
kata yang tersimpan di hati, yang selalu bertanya, ternyata ini sudah selesai
ya. Ternyata sekarang aku seorang sarjana pendidikan. Terima kasih semua dosen
yang mengajar, semua staf yang membantu administrasi, semua mata kuliah
pembunuh dan pembantu, semua teman seperjuangan, serta orang tua terkasih dan
kekasih terkasih untuk dampingannya selama hampir 4 tahun.
Ternyata
pada akhirnya, semua mahasiswa akan merasakan titik dimana mereka harus
melakukan hal-hal penting sendirian. Tak ada lagi teman ketika kamu di hadapkan
kepada delapan pasang mata penguji mu. Yang ada hanya, materi apa yang kamu
pahami benar dan kepercayaan mereka untuk memberimu nilai yang layak untukmu.
Kawan
adalah motivasimu, namun ketika di ruangan C.1.7. dirimu adalah penolongmu
sendiri. No one. Only you yourself. Kuatkan dirimu, kamu adalah apa yang kamu
pikirkan. Selamat berjuang kawan!!
0 comments:
Post a Comment