Finally, I decided to choose Nikon D5100 (Cerita 1)

Yeah, judulnya Bahasa Inggris-biar keren ajalah yaaa.. :)

But, isinya akan Bahasa Indonesia,, heheee,,

SELAMAT MALAM LAGI

Masuk Lagi di bapakdodo.blogspot.com, baik anda yang sengaja datang berkunjung maupun, yang terjebak  traffic si uncle google or other search engine.. :)

But, thank you untuk kedatangannya.. :)

WELCOME

Sesuai judulnya, ini akan sedikit bercerita mengenai kegalauan akan pilihan, not about girlfriend, not about works, or another unimportant thing but ini cerita mengenai kegelisahan memilih kamera yang mengantar saya untuk pertama kali memegang Kamera DSLR.. :)

It is NIKON D5100..

Kayak gini ni modelnya..

DEPANNYA

ATASNYA

BELAKANGNYA

Akhirnya setelah sekian minggu membaca, mendiskusikan, menalaah, menonton, mendengar, pada hari Sabtu tanggal 2 Maret 2013 I bought this device. Di toko kedua yang didatangi 1 hari sebelumnya. Proses penebusan uang 5.950.000,- waktu itu cukup memakan waktu, dua hari sekian jam akhirnya secara resmi dan meyakinkan si DLSR yang punya layar flip ini beralih ketangan saya. Mahar aslinya adalah 5.600.000,- without camera bag, anti gores, dan filter UV. hemzz.. But, ajakan abangnya terlalu menggoda dengan menyodorkan berbagai macam aksesoris yang wajib dimiliki oleh si hitam nan berat ini.

Sebut saja si, 

1. Filter UV, merk apa ya lupa saya, yang berharga 150.000, karena pikiran yang terlalu simple saya mengiyakan saja pilihan merk terbaik yang abang itu sampaikan, menepis ketertarikan saya akan versi terjangkau berkualitas sedang disampingnya.

2. Si Anti gores, mungkin dari semua yang saya beli, ini yang paling penting (selain kamera + kitnya dong yaa...hehe), karena sebagaimana yang saya sadari saya adalah orang yang paling selengekan (apa yaa b.indonesiany) dalam mengurus hal-hal yang memerlukan perhatian halus, tidak terburu seperti yang biasa saya lakukan kepada benda saya."anti goresnya mas?", ini asli untuk Nikon 5100 mas, tanpa potong-potong?", abangnya berorasi Okelah... (Saya iyakan aja)... Dengan harga, hemmss berapa yaa, pokonya paling murah diantara yang lain..

3. Si tas, balok, besar, tebal, bahan busa, dan ringan (ternyata hehee), awalnya saya memilih yang kecil itu, sejenis tas pinggang namun akhirnya saya pilih yang besar setelah berpikir ulang, ahh sekalian aja dah beli yang gede, dari pada nanti beli pas udah ada kamera, gak bakalan..hahaa, makanan mengalahkan tas kamera..haha.. :D... Namun hasrat dan nafsu saya, belum puas saya bertanya akan tas kamera yang memiliki fungsi gendong itu, pas tw harganya yang biasa 300.000, ohh biasa sihhh, nanti aja mas saya bilang, namun pas dengar yang bagus harganya mendekati satu juta, saya seperti tersedak, serasa ingin memuntahkan dahak panas didalam kerongkongan, sebagai efek panasnya bumi pontianak ini, wktu itu.. :)

Note: Gambar dismping bukanlah gambar tas saya, namun tasnya memang sama seperti itu. Gambarnya saya pinjam dari.... mana itu yaa, ada watermarknya tuu cek sendiri yaa... Thanks utk yg punya..

Mari tinjau beberapa uraian yang tak penting dibawah ini, mengenai, 5W + 1H pembelian Kamera DSLR ini, khususnya Nikon D5100 yang saya lakukan 2 hari yang lalu:

Buat apa beli bro, loo itu kuliahnya guru kan? Bukan fotografi...

Pengen aja.. Terkadang ada momen-momen dimana kita sangat membutuhkan kamera walaupun punya kamera HP or kamera saku, namun tidak salah toohhh untuk memiliki kamera dslr. Namun perlu diingat bahwa, jika beli hanya sekedar untuk disimpan saja, pikirkanlah keuangan, jangan pernah paksakan keuangan kita untuk sesuatu yang sifatnya nomor 9 (1 s.d. 5 Pancasila, 6,7,8 primer, sekunder, tersier...)

Pengalaman apa yang didapat selama proses pra-beli dan pasca-beli..

1. Saya menikmati proses sebelum membelinya sobat..hehe, tidak tahu kenapa, ketika niat nya sudah mau beli DSLR, walaupun pada saat itu uang yang dimiliki benar-benar jauh panggang dari api, namun mencari referensi belum beli tooo, saya menikmati momen-momen berurusan dengan internet, mulai dari web resmi yang mereview kamera dan lensa, forum-forum fotografi, sampai blog pribadi saya jabanin untuk mendapatkan referensi akurat hingga tak beli kucing dalam karung. Mulai dari menggunakan laptop, hingga HP, semangat saya membara, untuk mengubek-ubek istilah kamera, jenis, tipe, merk, kegunaan dan lain-lain, yang awalnya saya bodobale menjadi bertambah setetes ilmunya mengenai dunia ke-kameraan. :)

Tips: Baca, Tonton, Tanyalah dulu sebelum membeli apapun itu.

2. Ternyata, jika kita telah menetapkan tujuan, "Banyak Jalan Menuju Roma ya Sobat", at least, that's what I learn from my experienced. Landasan ketidak tahuan kita akan sesuatu menuntun kita menuju pemahaman bahwa, tidak akan ada yang tahu selama belum berusaha mencari tahu. Penemuan akan kamera Nikon DSLR di toko Benjaya (kalau taksalah namanya) adalah hasil dari ketidakmaluan saya diskusi, bertanya, hingga menghabiskan pulsa.

3. Saya, masih memikirkannya.. :D..hehee,

Yahh...

Itu dulu deh untuk malam ini mengenai sedikit cerita Behind The Scenesnya Pembelian Kamera DSLR saya... :)...

akan berlanjut ke episode selanjutnya:

NEXT ////Sementara belum ada nextnya yaaa, tunggu kelanjutannya a weird writing ini..../////

Jepretan Pertama:
Walo bukan yang paling pertama:

Bapakdodo

Pontianak, 3 Maret 2013

Seorang manusia yang mau segala hal..hadehhhhhh...